PROSES SELEKSI
BENIH POKOK TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.)
Merr.) VARIETAS WILIS DI
BALAI BENIH UTAMA
PALAWIJA LEBAK
SARI - PASURUAN
KULIAH
KERJA PROFESI
(KKP)
Diajukan Oleh:
FITRIYA PEBRIANA
1325010048
KEPADA
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “
VETERAN “
JAWA TIMUR
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tanaman
Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
karena nilai gizinya yang tinggi (Tatipata et al., 2004). Tanaman kedelai memiliki kandungan gizi yang
tinggi terutama protein (40%), lemak (20%), karbohidrat (35%), dan air (8%) (
Suprapto, 1999) dan mudah tumbuh diberbagai wilayah Indonesia. Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan
terpenting ketiga setelah padi dan jagung.
Produksi kedelai tahun 2015
diperkirakan sebanyak 998,87 ribu ton biji kering atau meningkat sebanyak 43,87 ribu ton (4,59 persen) dibandingkan tahun 2014.
Peningkatan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen
seluas 24,67 ribu hektar (4,01 persen) dan peningkatan produktivitas sebesar 0,09 kuintal/hektar (0,58 persen). Namun
angka ini masih kalah dibandingkan impor kedelai yang dilakukan Indonesia pada
tahun 2014. (Badan Pusat Statistika, 2015).
Keberhasilan
dalam budidaya pertanian sangat ditentukan oleh benih yang digunakan. Benih menjadi salah satu faktor utama yang
menjadi penentu budidaya tanaman, oleh karena itu perlu dilakukan seleksi dalam
penggunaan benih sehingga didapatkan benih yang unggul. Menurut FAO,
peningkatan campuran varietas lain dan kemerosotan produksi sekitar 2,6 % tiap
generasi pertanaman merupakan akibat dari penggunaan benih yang kurang
terkontrol mutunya. Penggunaan benih
bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya karena bebas dari serangan
hama dan penyakit, tanaman akan dapat tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan dan berbagai faktor tumbuh lainnya. (Wirawan dan Wahyuni, 2002).
Seleksi adalah kegiatan yang
harus dilaksankan oleh produsen benih selama proses produksi benih agar benih
yang diproduksinya mampu mempunyai mutu yang tinggi baik mutu fisiologis maupun
genetis. Benih bermutu
adalah Benih yang mampu berkecambah dalam kondisi yang cukup baik, mampu menghasilkan bibit yang
berkualitas tinggi yaitu
dapat tumbuh dengan baik serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan. Faktor yang mempengaruhi
mutu suatu benih yaitu faktor Genetis
(kemurnian varietas), Faktor
lingkungan, Faktor
perlakuan pascapanen. Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi jumlah pemakain benih dan tanam
ulang serta memiliki daya kecambah dan tumbuh yang tinggi sehingga pertanaman
kelihatan seragam. Benih yang bermutu menjanjikan produksi yang baik dan
bermutu pula jika diikuti dengan perlakuan agronomi yang baik dan input
teknologi yang berimbang. Sebaliknya, bila benih yang digunakan tidak bermutu
maka produksinya banyak tidak menjanjikan atau tidak lebih baik dari penggunaan
benih bermutu. Penggunaan benih bermutu diharapkan mampu mengurangi berbagai
faktor resiko kegagalan panen. Selain
itu dari segi biaya dengan penggunaan benih unggul dapat meminimalisir biaya
yang dikeluarkan oleh petani. Di
indonesia sendiri pengunaaan benih unggul mulai digencarkan, hal ini terbukti
dengan adanya sertivikasi benih yang diselenggarakan oleh pemerintah.
demikian maka penting mengetahui
proses seleksi dalam kegiatan produksi benih, agar dapat mengamati secara
langsung proses seleksi benih di lapang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Tujuan umum
dari kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini adalah:
a.
Memenuhi
kurikulum wajib yang telah diteteapkan oleh Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi.
b.
Melengkapi
pengetahuan, keterampilan dan pemahaman akademik yang diperoleh mahasiswa
melalui perkuliahan, tugas, praktikum, dan lain-lain selama dibangku kuliah.
c.
Agar
mahasiswa mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan pengamatan visual secara langsung
tentang keadaan dan kondisi yang ada di lapang, serta kejadian nyata di
masyarakat khususnya petani.
d.
Membandingkan
ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan diterapkan dan
menelaahnya.
1.2.2 Tujuan
khusus
Tujuan
khusus dari kegiatan Kuliah Kerja
Profesi (KKP) ini adalah untuk mengetahui proses seleksi benih pokok pada
tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill)
varietas wilis di UPT Balai Benih Utama Palawija Lebak Sari – Pasuruan.
1.3
Manfaat
Manfaat dari
pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di UPT Balai Benih Utama Palawija Lebak
Sari – Pasuruan ini adalah:
1.3.1 Bagi
Mahasiswa
Kuliah kerja profesi ini diharapkan
sebagai sarana aplikasi teori yang telah diperoleh selama dalam perkuliah
dengan praktek sebenarnya dilapangan, sehingga dapat menambah wawasan dari
mahasiswa. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri dilapang sekligus
menyesuaikan diri dengan keadaan dilapang yang nantinya akan menjadi bekal
untuk turun didunia kerja
1.3.2 Bagi
Perguruan Tinggi
Meningkatkan hubungan
kerja sama yang baik antara perguruan tinggi, pemerintah dan instansi serta
mengenalkan Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur pada instansi
Pemerintah. Sehingga terjalin hubungan
yang baik dengan tidak mengabaikan kemungkinan kerja sama antara mmahasiswa,
perguruan tinggi dan perusahaan.