Minggu, 09 Oktober 2016

dppw

Ringkasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Timur
Juardi/1325010052
Struktur Ruang
Description: petalutim
Secara geografis Kabupaten Luwu Timur terletak di sebelah selatan Katulisiwa. Tepatnya diantara 2’03’00” – 3’03’25” Lintang Selatan dan 119’28’56” – 121’47’27” Bujur Timur, dengan luas wilayah 6.944.88 km2. Sekitar 11,14 persen Profinsi Sulawesi Selatan merupakan luas wilayah Kabupaten Luwu Timur.
Kabupaten Luwu Timur merupaka kabupaten paling timur dari Profinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan langsung dengan Profinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Profinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara itu, batas sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara.
Di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.
Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.
Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Selama tahun 2011, tercatat rata-rata curah hujan mencapai 258 mm, dengan rata-rata jumlah hari hujan per bulan mencapai 17 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, yakni 393 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 23 hari.
Description: Hasil gambar untuk kawasan budidaya di kabupaten luwu timur Description: Hasil gambar untuk kawasan budidaya di kabupaten luwu timur kelautan

Kawasan Budidaya

a.    Kawasasn Budidaya Kelautan
Dengan panjang garis pantai 117,4 km, Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi kawasan budidaya laut yang cukup besar.  Komoditas yang menjadi unggulan adalah Rumput Laut Euchema cottonii dengan produksi pada tahun 2009 sebesar 2.636 Ton dari 314 unit dengan produktifitas 8,4 Ton/Ha, dan komoditas ini mengalami peningkatan produksi yang signifikan dari tahun ke tahun. Saat ini komoditi rumput laut Euchema cottonii menjadi salah satu primadona aktivitas budidaya di Kecamatan Burau dan Wotu pada kawasan budidaya perairan terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu perairan laut dan air tawar.
b.    Kawasan Budidaya pertanian
Kriteria  bagi  kawasan  budidaya  secara  umum didasarkan  pada  faktor - faktor kesesuaian  lahan  untuk  dikembangkan  sebagai  kagiatan  budidaya  tertentu.  Secara rinci, kriteria dan klasifikasi kawasan budidaya dapat dilihat pada tabel berikut.
Lahan sawah di Kabupaten Luwu Timur seluas 20.017 Ha, terdapat 9.267 Ha yang menggunakan sistem pengairan/irigasi teknis, 7.587 Ha beririgasi setengah teknis, 210 Ha beririgasi sederhana, 1.616 Ha merupakan sawah tadah hujan, pasang surut 50 Ha dan 1.285 Ha beririgasi desa/non PL. Lahan kering di Kabupaten Luwu Timur diantaranya digunakan untuk rumah/pekarangan, tegal/kebun, ladang/huma, tanah gembala/padang rumput, rawa-rawa yang tidak ditanami, tambak, kolam/tebat, lahan sementara yang tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan dan lainnya. Persentase penggunaan lahan kering di Kabupaten Luwu Timur yang paling banyak adalah untuk hutan Negara, yakni sebesar 36,97 persen.
Rata-rata Produktivitas padi (padi sawah dan padi ladang) di Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2010 sebesar 59,50 Kw/Ha dengan luas panen sebesar 28.678,00 Ha dan produksi 170.620,49 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah Kecamatan Burau dengan total produksi sebesar 30.954,52 ton dan luas panen bersih sebesar4.886 Ha serta memiliki produktivitas yaitu 63,60 Kw/Ha.
Komoditi tanaman pangan yang dihasilkan Kabupaten Luwu Timur adalah jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Dibandingkan dengan tahun lalu produksi komoditi tersebut mengalami kenaikan hampir di setiap komoditi kecuali kacang kedelai dan kacang hijau yang mengalami penurunan produksi.
Kawasan Lindung
Kabupaten Luwu Timur sebagian besar daerahnya merupakan wilayah hutan. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Luwu Timur, sampai dengan akhir tahun 2010 tercatat luas Hutan Lindung adalah 235.998,34 Ha, luas Hutan Produksi adalah 117.940,98 Ha. Sementara itu luas kawasan konservasi adalah 183.624,08 Ha. Ada tiga jenis produksi kayu hutan yang diproduksi di Kabupaten Luwu Timur, diantaranya kayu bulat, kayu gergajian dan kayu lapis. Diantara ketiga jenis kayu tersebut, kayu bulat yang paling banyak diproduksi yaitu sebanyak 44.297,84 m3.
Produksi disektor ini utamanya adalah produksi kayu dan non kayu. Program pemerintah untuk mempertahankan produksi tersebut diantaranya adalah rehabilitasi hutan dan lahan, pengamanan kawasan hutan, pemberdayaan masyarakat yang berada di dalam kawasan dan di sekitar hutan serta penciptaan iklim investasi dan peluang usaha di sektor kehutanan.
Hasil hutan yang utama di Kabupaten Luwu Timur adalah kayu yang berasal dari hutan alam, sedangkan dari hutan tanaman rakyat antara lain gemelina dan albasiaf.
Luas hutan di Kabupaten Luwu Timur berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) adalah :
- Hutan Lindung
235.998,34 ha
- Hutan Suaka Alam (HSA) dan Hutan Wisata
183.624,08 ha
- Hutan Produksi Terbatas (HPT)
88.252,57 ha
- Hutan Produksi biasa (HP)
7.940,13 ha
- Hutan Konversi (HK)
21.748,28 ha
- Hutan dengan tujuan khusus
744,30 ha


Description: Hasil gambar untuk peta kawasan pertanian di luwu timur
Kawasan Agropolitan
Pengembangan kawasan agropolitan pada kabupaten luwu timur pengembangan di mulai dari pemetaan kawasan-kawasan yang sudah terdapat beberpa komoditas pertanian seperti kec. Tomoni, Kec. Mangkutana, Kec. Sorowako dan sebagainya.
Pemetaan ini sebagai acuan pengembangnnya, kawasan- kawasan yang sudah di petakan ini sebagai penguat untuk mengembangkan konsep Agropolitan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar