Ringkasan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Timur
Juardi/1325010052
Struktur Ruang
Secara geografis Kabupaten Luwu Timur
terletak di sebelah selatan Katulisiwa. Tepatnya diantara 2’03’00” – 3’03’25”
Lintang Selatan dan 119’28’56” – 121’47’27” Bujur Timur, dengan luas wilayah
6.944.88 km2. Sekitar 11,14 persen Profinsi Sulawesi Selatan merupakan luas
wilayah Kabupaten Luwu Timur.
Kabupaten Luwu Timur merupaka
kabupaten paling timur dari Profinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan langsung
dengan Profinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah Selatan
berbatasan langsung dengan Profinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara
itu, batas sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara.
Di
Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai
Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana.
Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.
Selain
itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau tersebut
antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan
Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71
km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya
terletak di Kecamatan Towuti.
Kabupaten
Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Selama tahun 2011, tercatat rata-rata curah hujan mencapai 258 mm, dengan rata-rata
jumlah hari hujan per bulan mencapai 17 hari. Curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Desember, yakni 393 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 23 hari.
Kawasan Budidaya
a.
Kawasasn
Budidaya Kelautan
Dengan panjang
garis pantai 117,4 km, Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi kawasan budidaya
laut yang cukup besar. Komoditas yang menjadi unggulan adalah Rumput Laut Euchema cottonii dengan
produksi pada tahun 2009 sebesar 2.636 Ton dari 314 unit dengan produktifitas
8,4 Ton/Ha, dan komoditas ini mengalami peningkatan produksi yang signifikan
dari tahun ke tahun. Saat ini komoditi rumput laut Euchema
cottonii menjadi
salah satu primadona aktivitas budidaya di Kecamatan Burau dan Wotu pada
kawasan budidaya perairan terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu perairan laut
dan air tawar.
b. Kawasan Budidaya pertanian
Kriteria bagi kawasan budidaya
secara umum didasarkan pada
faktor - faktor kesesuaian
lahan untuk dikembangkan
sebagai kagiatan budidaya
tertentu. Secara rinci, kriteria
dan klasifikasi kawasan budidaya dapat dilihat pada tabel berikut.
Lahan sawah di
Kabupaten Luwu Timur seluas 20.017 Ha, terdapat 9.267 Ha yang menggunakan
sistem pengairan/irigasi teknis, 7.587 Ha beririgasi setengah teknis, 210 Ha
beririgasi sederhana, 1.616 Ha merupakan sawah tadah hujan, pasang surut 50 Ha
dan 1.285 Ha beririgasi desa/non PL. Lahan kering di Kabupaten Luwu Timur
diantaranya digunakan untuk rumah/pekarangan, tegal/kebun, ladang/huma, tanah
gembala/padang rumput, rawa-rawa yang tidak ditanami, tambak, kolam/tebat,
lahan sementara yang tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan
dan lainnya. Persentase penggunaan lahan kering di Kabupaten Luwu Timur yang
paling banyak adalah untuk hutan Negara, yakni sebesar 36,97 persen.
Rata-rata
Produktivitas padi (padi sawah dan padi ladang) di Kabupaten Luwu Timur pada
tahun 2010 sebesar 59,50 Kw/Ha dengan luas panen sebesar 28.678,00 Ha dan
produksi 170.620,49 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah
Kecamatan Burau dengan total produksi sebesar 30.954,52 ton dan luas panen
bersih sebesar4.886 Ha serta memiliki produktivitas yaitu 63,60 Kw/Ha.
Komoditi tanaman
pangan yang dihasilkan Kabupaten Luwu Timur adalah jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Dibandingkan dengan tahun lalu
produksi komoditi tersebut mengalami kenaikan hampir di setiap komoditi kecuali
kacang kedelai dan kacang hijau yang mengalami penurunan produksi.
Kawasan Lindung
Kabupaten Luwu Timur sebagian besar daerahnya
merupakan wilayah hutan. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Luwu Timur,
sampai dengan akhir tahun 2010 tercatat luas Hutan Lindung adalah 235.998,34
Ha, luas Hutan Produksi adalah 117.940,98 Ha. Sementara itu luas kawasan
konservasi adalah 183.624,08 Ha. Ada tiga jenis produksi kayu hutan yang
diproduksi di Kabupaten Luwu Timur, diantaranya kayu bulat, kayu gergajian dan
kayu lapis. Diantara ketiga jenis kayu tersebut, kayu bulat yang paling banyak
diproduksi yaitu sebanyak 44.297,84 m3.
Produksi
disektor ini utamanya adalah produksi kayu dan non kayu. Program pemerintah
untuk mempertahankan produksi tersebut diantaranya adalah rehabilitasi hutan
dan lahan, pengamanan kawasan hutan, pemberdayaan masyarakat yang berada di
dalam kawasan dan di sekitar hutan serta penciptaan iklim investasi dan peluang
usaha di sektor kehutanan.
Hasil hutan yang utama di Kabupaten Luwu Timur adalah kayu yang berasal
dari hutan alam, sedangkan dari hutan tanaman rakyat antara lain gemelina dan
albasiaf.
Luas hutan di Kabupaten Luwu Timur berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan
(TGHK) adalah :
- Hutan
Lindung
|
235.998,34 ha
|
- Hutan Suaka Alam (HSA) dan Hutan
Wisata
|
183.624,08 ha
|
- Hutan Produksi Terbatas (HPT)
|
88.252,57 ha
|
- Hutan Produksi biasa (HP)
|
7.940,13 ha
|
- Hutan Konversi (HK)
|
21.748,28 ha
|
- Hutan dengan tujuan khusus
|
744,30 ha
|
Kawasan Agropolitan
Pengembangan
kawasan agropolitan pada kabupaten luwu timur pengembangan di mulai dari
pemetaan kawasan-kawasan yang sudah terdapat beberpa komoditas pertanian
seperti kec. Tomoni, Kec. Mangkutana, Kec. Sorowako dan sebagainya.
Pemetaan
ini sebagai acuan pengembangnnya, kawasan- kawasan yang sudah di petakan ini
sebagai penguat untuk mengembangkan konsep Agropolitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar